Kamis, 19 Maret 2015

Pergi tanpa permisi

0

Nah kali ini aku mau berbagi cerita tentang pengalaman pribadi yang sedikit menyayat hati.
Jadi begini ceritanya, waktu itu aku baru duduk di kelas 3 SMK dan baru saja pulang dari negara tetangga yaitu Malaysia untuk melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin), peserta Prekerin tersebut terdiri dari 24 orang yang berasal dari beberapa provinsi diantaranya Riau tempat asalku, Jambi dan Provinsi yang berada di pulau nun jauh disana yaitu Kalimantan Timur. nah kebetulan sekolahku merupakan outlet dari Prakerin tersebut. Sehingga teman-teman yang bersal dari provinsi lain lain berkumpul di Provinsiku. Nah jadi ceritanya, sekembalinya dari Prakerin tersebut teman-teman yang bersal dari provinsi lain menginap satu hari di hotel sebelum kembali ke provinsi masing-masing. sementra aku dan beberapa orang temanku yang berasal dari provinsi yang sama langsung kembali kerumah masing-masing.Satu hari sebelumnya aku dan temanku Uti sudah janjian untuk menemui teman-teman kami yang berasal dari provinsi lain itu.

Nah tibalah pada hari H nya, aku sudah siap-siap. sebelum berangkat tiba-tiba saja abang ku yang punya sifat kalo istilah barrat nya itu windwind-nan alias angin-anginan ngasih aku smartphone baru waktu itu merk nya LG tapi aku lupa type apa, dan sudah ada kartunya karena sudah  dipakai beberapa hari, tentunya aku langsung kegirangan bagaikan melayang-layang di bulan bersama Neil Amstrong (padahal kan gak mungkin banget). secara si noki lama ku ditukar dengan handphone baru yang lebih canggih . mungkin kalau si noki bisa bicara dia bakalan bilang gini "sialan lu, kacang lupa kulitnya, mentang - mentang dapat yang baru lu ikhlasin gua gitu aja" sebenarnya aku juga tidak rela meniggalkan si noki begitu aja soalnya sudah banyak kenangan yang aku lalui bersama si noki. tapi mau bagaimana lagi yang namanya manusia kan gak ada puasnya selalu ingin yang lebih. lagian kesempatan gak akan datang dua kali. jadilah aku menukar si noki dengan handphone yang baru. Nah aku berangkat dengan hati yang girang dan senang.

Si Uti temanku sudah menunggu sehingga aku bergegas berangkat. Saat itu aku tidak membawa tas. aku hanya membawa dompet dan si handphone baru tadi. sehingga dompet dan handphone aku pegang, waktu itu kami menggunakan motor. berhubung aku tidak pandai menggunakan motor jadinya aku nebeng sama si Uti ini. di perjalanan aku dan Uti bercerita ini itu. Kemudian kami mampir sebentar ke toko kado untuk membeli kenang-kenangan untuk partner kami selama Prakerin. setelah selesai membeli kado kami pun bergegas menuju hotel tempat teman-teman kami menginap, dan ternyata mereka semua sedang berada di Mal Pekanbaru yang letaknya tidak jauh dari hotel tempat mereka menginap. disana hanya tinggal  beberapa orang temanku yang kecapean sehingga tidak ikut ke Mal.dan yang lebih menyedihkannya lagi ternyata partner ku sudah kembali lebih awal ke provinsi nya bersama rombongannya.

Akhirnya aku dan Uti segera menuju ke Mal Pekanbaru.  Ternyata saat di persimpangan jalanan cukup macet maklumlah kami lewat jalan keciltapi gak kecil-kecil kali, cukuplah untuk satu mobil, saking ramenya motor Uti sampai bersenggolan dengan motor orang lain. akan tetapi semua itu dapat diatasi, akhirnya sampai juga kami di Parkiran Mal Pekanabaru. setelah itu aku turun dari motor dengan santainya. Kemudian aku teringat sesuatu. Handphone ku,, mana Hanphone ku. aku panik, yang ada ditanganku waktu itu hanya tingga dompet tebal warna merah. Oya tu dompet tebal bukan karena banyak isinya loh, tapi karena emang modelnya saja yang tebal. Saat itu aku panik sekali. Untunglah si Uti ini mau membantu mencari, kami keluar dari parkiran Mal untuk mencari kembali handphone ku yang bahkan aku sendiri belum sempat memainkannya, karena rencana nya mau sekalian nyari kartu baru.  saat itu aku berharap ada keajaiban dari yang maha kuasa agar handphone ku masih tergeletak dengan cantik dijalanan tapi nihil, handphone ku tetap tidak ditemukan. kami sudah berkeliling mencari ke toko kado dan hotel tapi tetap tidak ditemukan. nomornya pun sudah tidak aktif lagi. Akhirnya aku hanya bisa pasrah dan ikhlas,barangkali tuh handphone baru dilema dan gak enak hati sma si Noki, maka pergilah ia tanpa permisi terlebih dahulu. dan mungkin juga belum rejeki tapi yang jadi masalah adalah aku akan jadi bulan-bulanan kemarahan orang satu rumah. Dan tidak meleset lagi dugaanku, aku dimarahi habis-habisan oleh ortu, dan terlebih lagi oleh abangku, orang yang telah mempersembahkan handphone itu kepadaku. Pada akhirnya aku mengganti handphone tersebut, jangan dipikir aku menggantinya dengan handphone, aku hanya menggantinya dengan permintaan maaf. haha, mau bagaimana lagi, aku belum punya money.

Nah semenjak kejadian itu, aku kembali menggunakan si Noki kembali.
Pelajaran yang mungkin saja bisa diambil dari cerita ini adalah :
Jangan pernah jadi kacang yang lupa akan kulitnya . hehe:D
^TAMAT^

0 komentar:

Posting Komentar