Senin, 30 Maret 2015

Kutinggalkan jejak ku ditempat itu

0

Bismillahirrahmanirrahim,


Kali ini aku mau berbagi cerita yang tiba-tiba saja teringat saat aku pergi Outbond bersama teman-teman satu jurusan (Administrasi Perkantoran) ke Bukit Naang Bangkinang. Outbond ini dilakukan dalam rangka perpisahan kecil-kecilan bersama guru jurusan dan teman-teman satu jurusan, dan dilaksanakan beberapa minggu setelah UN

Malam itu dengan senang hati aku mempersiapkan keperluan untuk Outbond, mulai dari pakaian, cemilan, dan segala macam ini itu yang diperlukan. setelah semuanya aku pastikan clear, aku pun bergegas untuk segera tidur, hal yang tak lazim kulakukan di musim libur begini karena biasanya aku melanggar larangan H. Rhoma Irama untuk tidak begadang.barangkali karena sudah tidak sabar bertemu dengan teman - teman.

Tibalah keesokan harinya aku sudah bersiap - siap pagi -pagi sekali, karena pukul 07.30 sudah harus berkumpul disekolah. Aku membangunkan abangku untuk mengantarkanku ke sekolah, butuh waktu lama untuk membangunkannya, untung aku sudah mengantisipasi hal ini lebih awal, dengan membangunkannya 30 menit sebelum berangkat, dan alhamdulillah dia mau mengantarku.

Karena waktu itu agenda nya outbond,kan gak lucu kalau aku mengenakan long dress dan high heels maka aku mengenakan pakaian yang normal dipakai saja, yaitu baju kaos dan celana training tak lupa pula aku memakai sepatu sport warna biru putih, sebelumnya aku sempat bingung akan menggunakan sepatu sport atau sepatu kets, tapi kemudian aku menambatkan hatiku kepada sepatu sport. tak butuh waktu lama aku pun segera berangkat dengan diantar abangku.

Setibanya disekolah aku lihat teman-teman sudah ramai menunggu di gerbang sekolah. aku segera menghampiri teman-temanku, kuperhatikan teman-temanku, ada yang lagi jongkok-jongkok gajelas, ada yang lagi berselfi ria, dan ada juga yang cerita ini itu sambil ngakak. dan aku masuk dalam kelompok yang ketiga sesekali aku nyelip diantara kelompok mereka-mereka yang asik berselfi ria.

Tak berapa lama bus pun datang, waktu itu ada dua bus pariwisata karena ada dua kelas yang ikut. didalam bus aku memilih tempat duduk yang paling belakang. karena bagian belakang yang cukup luas, dan kalupun ribut tidak terlalu mengganggu pak supi yang harus konsentrasi mengemudikan busnya agar selamat sampai tujuan. barisan kursi yang paling depan diisi oleh guru, dan beberapa anak yang memang agak pendiam tapi tidak semuanya pendiam ada juga yang memanfaatkan posisi depan ini agar bisa karaokean, dibagian tengah diisi oleh anak-anak yang lumayan heboh, dan yang bagian belakang sekali diisi oleh anak setan, eh enggak ding. kita ribut tapi teratur kok. hehe (pembelaan). 

Setelah sekitar satu jam akhirnya sampai juga kami ditempat yang dituju.




 ketika masuk langsung terdengar jeritan-jeritan histeris pengunjung yang sedang naik fly over (ups, flying fox maksudnya) hehe. kami pun mencari tempat yang cukup teduh untuk berkumpul sambil celingak-celinguk memperhatikan orang-orang yang tengah asyik menikmati tantangan yang disuguhkan oleh Bukit Naang ini, dan kami memilih bukit yang kelihatannya cukup teduh. berhubung kami datang sudah hampir siang dan cacing-cacing diperut sudah sudah mulai anarki, maka kami pun memutuskan untuk makan terlebih dahulu. setelah selesai makan bagi yang beragam muslim langsung ngacir ke mushala untuk sholat. sementara yang non muslim dan yang sedang kedatangan sibulan memilih  tetap di bukit untuk sekedar mengobrol atau foto-foto.



Setelah selesai kami semua berkumpul untuk bersiap-siap diberi pengarahan sebelum mencoba berbagai macam rintangan yang cukup memacu adrenalin. kami semua sudah tidak sabar lagi untuk segera memulai. saat hendak menuruni bukit, tiba-tiba saja "plok" terdengar bunyi yang aneh dari sepatu ku, aku langsung melirik kebawah, ternyata alas sepatuku sebelah kanan mulai membuka mulutnya,  aku sedikit panik. dan gairahku untuk  bermain seketika pudar, aku diam dan tetap melanjutkan perjalanan. saat tiba ditengah perjalanan sepertinya sepatu ku ini sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, dia membuka mulutnya semakin lebar dan yang lebih parahnya lagi sepatu yang sebelah nya lagi juga ikutan membuka mulutnya walaupun dengan sedikit malu-malu. aku sedikit gusar, kucari-cari karet disekitar tempat ku berjalan untuk merapatkan mulut si sepatu itu. aku tidak menemukan yang aku cari. akhirnya aku membisikkan hal memalukan ini kepada temanku, namanya ayu. karena badannya kecil jadi aku mamnggil ayu ini "paud" beruntunglah si Paud ini tidak heboh ketika aku bisikkan hal tersebut, dia hanya tersenyum kecil saja dan kemudian membantu mencarikanku karet. akhirnya kami pun menemukanya. aku mengikat mulut sepatu yang menganga tersebut dengan karet. dan hasilnya cukup memuaskan sedikit aman dan tidak ketahuan.

Karena harus mencari-cari karet dulu akhirnya kami telat mendapatkan pengarahan. dan kami harus menunggu untuk beberapa saat. sementara yang sudah diberi pengarahan sudah mulai naik keatas pohon. nah untung juga si Paud ini tidak mempermasalahkannya.  tak berapa lama akhirnya tibalah giliran kami untuk diberi pengarahan. setelah diberi tahu segala macam apa yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan maka kami pun mulai naik keatas pohon.
 setibanya diatas pohon kami langsung dihadapkan dengan rintangan yang pertama, yaitu berjalan diatas jaring-jaring. aku agak panik karena takut alas sepatuku lepas, tapi ternyata tidak aku selamat.

tibalah di rintangan ke dua yaitu meluncur mengguanakan flying fox menuju kerintangan ketiga yaitu diatas bambu-bambu yang diikat pada tali-tali.




 kemudian rintangan ketiga yang mulai sulit yaitu berjalan diatas satu tali yang kemudian ku ketahui nama rintangan ini adalah monkey track, track nya para tenyom. hahaha.




 susah sekali melalui rintangan ini, . bayangin aja udah tinggi, panjang, eh pijakannya cuma tali yang diameternya cuma sebesar jempol dan cuma ada satu pegangan. ini sangat menantang keberanian sekali. jadi kebayang jembatan siratal mustaqim yang dibawahnya sudah tersedia kolam api, kepeleset dikit aja gosong . (seremm). kemudian tibalah di rintangan ke empat. yaitu berjalan diatas sepetak kayu, kalo datar-datar aja sih gapapa tapi ini menanjak cyiiin. udah gitu ada yang petaknya entah sengaja atau tidak sudah copot satu, akhirnya untuk sampai butuh waktu lama dan menguras banyak tenaga.



setelah sampai di puncak pohon akhirnya aku menunggu antrian untuk menaiki flying fox berikutnya yang lebih tinggi. sambil duduk diatas rumah pohon aku melihat sepatuku, ternyata karetku sudah hampir putus, dan benar saja "tak" karetnya putus. aku sangat panik membayangkan rintangan selanjutnya harus meluncur dengan flying fox dan dengan kondisi dimana bukan aku yang berteriak histeris tapi sepatuku.  aku pun membayangkan bagaimana kalau ketika aku meluncur nanti alas sepatuku lepas dan menimpa orang dibawahnya. akhirnya tibalah giliranku untuk meluncur, aku akhirnya pasrah. petugas itu kemudian berkata dengan datarnya "setelah melalui rintangan flying fox ini nanti ada bukit, dan disana ada tong sampah, silahkan tinggalkan saja disana nanti" petugas itu berkata sambil tersenyum geli. SIAL.. ternyata dia dari tadi mengetahui kegelisahn aku akan sepatu yang tidak bersahabat ini akupun meluncur dengan flying fox dengan ekspresi datar. stibanya di bukit tersebut, benar saja ada tong sampah disana, dengan tanpa ampun lagi aku menarik alas sepatuku hingga lepas. tak tanggung-tanggung aku juga menarik alas sepatu yang satu lagi biar seimbang. setelah itu aku  mencampakkannya ke tong sampah, tanpa menoleh lagi ke alas sepatu yang memalukan itu. kuperhatikan beberapa orang temanku tertawa melihat ku. aku sudah tidak mempedulikannya lagi. untung saja sepatu ku ini ada lapisan bawahnya lagi setelah alas, jadi masih bisa digunakan walaupun agak sedikit aneh kelihatannya.

Kemudian aku melanjutkan tantangan selanjutnya dengan senyum sumringah dan perasaan lega, bagaikan melepaskan kentut yang sudah lima hari tertahan. tapi aku tidak ikut ke tantangan selanjutnya karena sudah terlalu lelah dan sebelumnya aku sudah pernah mencobanya apalagi aku juga takut memperburuk keadaan sepatuku, aku langsung menuju kepohon semula dan kemudian turun. aku langsung menuju bukit tempat rombongan ku berkumpul sebagian masih ada yang belum selesai melewati rintangannya. aku perhatikan teman-temanku sepertinya tidak menyadari kalau ada sesuatu yang aneh dengan sepatuku, dan benar saja saat aku menunjukkan bagian bawah sepatuku dengan salah seorang temanku, kemudian dia baru menyadarinya dan tertawa dengan puasnya.

setelah semuanya berhasil menyelesaikan tantangannya, kami memutuskan untuk karaokean di panggung yang telah disediakan oleh pihak rekreasi, setelah puas bernyanyi dan berjoget, kami pun memutuskan untuk pulang, tak lupa sebelumnya kami foto-foto terlebih dahulu.
Setelah itu kami kembali ke bus dan pulang, walaupun lelah tapi kami merasa puas.Dan aku, dengan sangat terpaksa aku harus mengikhlaskan alas sepatuku di tempat itu.




***


Nah saran saya buat kamu-kamu semua, sebelum bepergian pahami karakter barnag-barang yang kamu gunakan, walaupun kelihatannya bagus dan tidak ada masalah bisa jadi ditengah perjalanan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat merusak mood baik kamu. kalo untuk baju perhatiin deh tuh baju bolong apa enggak, kalo untuk sepatu coba deh tarik-tarik alas sepatunya, apakah kelihatan akan lepas atau tidak.  pokoknya perhatiin detail-detail deh. itupun kalo kamu gak mau mengalami hal memalukan seperti aku. hehe. serius deh malu banget.


 


 




0 komentar:

Posting Komentar